ORGANISASI
SOSIAL
( Laporan Responsi Sosiologi Pertanian )
OLEH
KELOMPOK 5
AMALIA NOVITA P. 1414121021
ANDREW YOGATHA C. R. 1414121028
ANDRI LUKMANSYAH 1414121029
CHINTYA ANNIESSA P. 1414121055
DESRYAN IRAWAN 1414121061
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Organisasi
sosial adalah perkumpulan sosial yang
dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan
hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan
bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri.
Pada awalnya lembaga sosial
terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan.
Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan ,
kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Menurut para pakar organisasi sosial banyak
macamnya, namun secara umum organisasi sosial ada dua macam yaitu organisasi
formal dan organisasi informal.
Pentingnya pengetahuan tentang
organisasi sosial bagi seorang calon Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) karena
bila nanti telah terjun ke lapangan sebagai seorang penyuluh pertanian tentunya
dalam melaksanakan tugas akan banyak bekerja sama dengan organisasi sosial yang
ada di masyarakat wilayah binaannya, dalam rangka pelaksanaan penyuluhan
pertanian. Makalah ini membahas tentang
organisasi sosial terutama mengenai apa itu organisasi sosial, jenis serta organisasi
sosial yang dapat ditemui di lapangan.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui definisi organisasi sosial.
2. Menambah pengetahuan tentang macam-macam
organisasi sosial.
3. Untuk
mengetahui organisasi sosial apa saja yang dapat ditemui di lapangan.
II
TINJAUAN PUSTAKA
Organisasi formal/ Resmi adaah
organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki suatu
struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya,
kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya, serta memilki kekuatan hukum.
Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa
komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi
masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara
eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat
lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal
tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka
beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi
formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan
universitas-universitas (Winardi, 2003).
Istilah
organisasi dalam bahasa Indonesia atau organization
dalam bahasa Inggris bersumber pada perkataan latin organization yang berasal dari kata kerja bahasa latin pula . Organizare, yang berarti to form as or into a whole consisting of independent
or coordinated parts (membentuk sebagian atau menjadi keseluruhan dari
bagian-bagian yang saling bergantung atau koordinasi) (Effendy,2009).
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri (Bryson, 2003).
III
PEMBAHASAN
3.1
Artikel
Menyulap Nasib Anak Jalanan Lewat
Organisasi Sosial
Selain berhasil membuat sebagian besar -anaknya
mengembangkan dirinya, Alex juga dinilai berhasil membangun Griya Asih menjadi
yayasan terpandang yang bahkan meraih gelar Organisasi Sosial Berprestasi tingkat
nasional pada 2009. Tapi jalan menuju prestasi tak datang tiba-tiba. Ia
mengisahkan, ketika pertama kali terjun langsung di yayasan yang terletak di
tengah gang-gang sempit padat penduduk di Cempaka Putih Barat, ia langsung
menemukan masalah.
"Ketika pertama kali datang ke sini, saya baru sadar ternyata yayasan ini kurang dikenal, bahkan camat saja tidak tahu ada Griya Asih di wilayahnya," cerita ayah satu putri ini. Alex (51), lalu mulai memperkenalkan yayasannya kepada masyarakat sekitar, mulai dari Ketua RT sampai pejabat kecamatan. Bahkan ia memperkenalkannya kepada Kementerian Sosial. Dari perkenalan itulah, perjalanan Griya Asih perlahan berubah.
"Untuk menjadi profesional, saya berpikir
yayasan ini harus dikenal pemerintah," ujar Alex yang sejak saat itu mulai
membangun yayasannya sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah, tepatnya
Kementrian Sosial.
Pada 2009, yayasan yang dipimpinnya itu diminta Seksi Sosial, Kecamatan Cempaka Putih, untuk mengikuti lomba Organisasi Sosial Berprestasi tingkat Jakarta Pusat. Ia berkisah dengan antusias, "Setelah kami memperkenalkan diri, Seksi Sosial Kecamatan meninjau keberadaan kami. Setelah itu kami ditawarkan untuk mengikuti lomba itu."
Untuk menjadi juara dalam kompetisi itu, yayasan harus memenuhi kriteria penilaian dari Kementrian Sosial, yaitu kelembagaan yang jelas, administrasi dan manajemen yang andal, pengembangan program, kerjasama dan kemitraan, serta kemandirian. Setelah menempuh proses seleksi, mulai dari paparan profil yayasan, program, dan peninjauan oleh tim penilai, pada Agustus 2009 Griya Asih dinobatkan sebagai organisasi sosial paling berprestasi di Jakarta Pusat.
Tidak berhenti di situ, pada November tahun itu juga, yayasan itu menjadi yang terbaik di tingkat Provinsi DKI Jakarta. Hingga akhirnya Griya Asih terpilih sebagai salah satu dari 10 organisasi sosial berprestasi tingkat nasional pada Desember 2009.
"Akhirnya pada Hari Kesetiakawanan Sosial
Nasional, 22 Desember 2009, kami diundang ke Padang untuk menerima sertifikat
juara nasional Organisasi Sosial Berprestasi dari Menteri Kordinator
Kesejahteraan Masyarakat, Agung Laksono," kenang Alex bangga.
3.2 Teori
3.2.1 Pengertian Organisasi Sosial
Organisasi
sosial adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat. Organisasi
sosial adalah perkumpulan sosial yang
dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan
hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan
bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri. Pengertian organisasi sosial juga dapat dilihat dari
berbagai pendekatan disiplin ilmu, diantaranya :
1. Pendekatan Antropologi Sosial
Definisi
organisasi sosial berdasarkan pendekatan Antrofologi Sosial dikemukakan antara
lain oleh :
WHR Rivers,
mengemukakan bahwa organisasi sosial adalah suatu proses yang menyebabkan
individu disosialisasikan dalam kelompok.
Raymond
Firth, dalam bukunya Element of Social Organization menyatakan bahwa yang
dimaksud organisasi adalah suatu proses sosial dan pengaturan aksi
berturut-turut menyesuaikan diri dengan tujuan yang dipilih. Organisasi sosial
adalah penyusunan dari
hubungan/interaksi sosial yang dilakukan dengan jalan pemilihan dan penetapan.
2. Pendekatan Sosiologi
Berdasarkan
pendekatan sosiologi, diantaranya dikemukakan oleh :
Alvin L. Bertrand, mengemukakan
pengertian organisasi sosial dalam arti luas adalah tingkah laku manusia yang
berpola kompleks serta luas ruang lingkupnya di dalam setiap masyarakat.
Organisasi sosial dalam arti khusus adalah tingkah laku dari para pelaku di dalam
sub-sub unit masyarakat misalnya keluarga, bisnis dan sekolah.
Robin
Williams, mengemukakan bahwa organisasi sosial menunjuk pada tindakan manusia
yang saling memperhitungkan dalam arti saling ketergantungan. Ia selanjutnya
menjelaskan bahwa pada saat individu melakukan interaksi berlangsung terus
dalam jangka waktu tertentu, maka akan timbul pola-pola tingkah laku.
Soerjono
Soekanto, mengemukakan organisasi sosial adalah kesatuan-kesatuan hidup atas
dasar kepentingan yang sama dengan organisasi yang tetap sebagai sebuah
asosiasi.
Berdasarkan
berbagai pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa organisasi sosial adalah
perkumpulan sosial berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum yang dibentuk
oleh masyarakat karena adanya kepentingan bersama untuk mencapai tujuan
tertentu.
3.2.2 Macam-macam Organisasi Sosial
Secara garis besar organisasi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal.
Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka terstruktur.
1.
Organisasi Formal
Organisasi formal/ Resmi adaah
organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki suatu
struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan
otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya, serta memilki
kekuatan hukum. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran
melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas
terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya.
2.
Organisasi Informal
Keanggotaan
pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun
tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang
menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan
bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh
organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama.
Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan
didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu,
organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder
menurut Hicks:
a. Organisasi Primer
Organisasi
semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional
anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada
kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini
adalah keluarga-keluarga tertentu.
b. Organisasi Sekunder
Organisasi
sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual.
Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi
mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun
imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak
kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju
mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
3.2.3 Organisasi Sosial Yang Ditemui di
Lapangan
1. Organisasi
berorientasi pada pelayanan (service organizations), LSM (Lembaga
Sosial Masyarakat), Lembaga Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa , Lembaga
Pelayanan Penempatan Kerja.
2. Organisasi
yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations),
LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial), YLKI
(Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia).
3. Organisasi
yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations), Majelis
Ta’lim Masjid, Separoki, Pemudha TRidarma Indonesia.
4. Organisasi-organisasi
perlindungan (protective organizations), KPAI (Komisi Perlindungan
Anak Indonesia), LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban).
5. Organisasi-organisasi
pemerintah (government organizations), RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah), Lembaga Bantuan
Bencana Alam, Partai Politik, ICW (Indonesian Corruption Watch).
3.3 Perbandingan
Dari
artikel dan teori di atas, kita dapat membandingkan bahwa organisasi sosial
pada dasarnya memiliki tujuan masing-masing sesuai dengan fungsinya. Organisasi
sosial dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat dalam meninjau atau menilai
apa-apa saja yang perlu diadakan pelembagaan. Tujuannya yaitu dalam
pelaksanaannya organisosial tersebut dapat menjalankan kegiatan kegiatan sosial
yang bersifat membangun masyarakat.
Dari artikel yang berjudul “Menyulap Nasib Anak Jalanan Lewat Organisasi Sosial”menunjukan bahwa
suatu organisasi sosial memiliki fungsi yang besar bagi pembangunan karakter
masyarakat. Pasalnya organisasi sosial tersebut mendidik anak-anak jalanan
menjadi insane yang lebih mandiri dan berguna dimasyarakat sekitarnya.
Organisasi sosial tersebut termasuk dalam
organisasi formal. Karena organisasi tersebut memiliki tujuan serta kelembagaan
yang jelas dan terstruktur. Organisasi sosial tersebut memberikan kontribusi
positif bagi setiap anggotanya. Hal ini dibuktikan dengan kesuksesan organisasi
tersebut dalam mengayomi anak jalanan dan bahkan sempat menerima
sertifikat juara nasional Organisasi Sosial Berprestasi dari Menteri Kordinator
Kesejahteraan Masyarakat, Agung Laksono.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah
ini yaitu :
1. Lembaga sosial terbentuk karena
memiliki tujuan dan fungsi tertentu yang hendak dicapai dalam suatu masyarakat.
2. Lembaga sosial merupaka perkumpulan
sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang
tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat.
3. Fungsi dan tujuan lembaga sosial
berbeda dari satu organisasi dengan organisasi yang lain.
4. Dalam penerapannya organisasi sosial
banyak di dirikan sebagai suatu wadah atau forum dalam berinteraksi secara
lebih dekat.
DAFTAR PUSTAKA
Bryson, J.M., 2003. Strategi Perencanaan Strategis Bagi Organisasi
Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Effendy, Onong
Uchjana. 2009.
Pengertian Komunikasi Massa. Jakarta.
Rajawali Pers
Winardi, J. 2003. Teori Organisasi & Pengorganisasian. Jakarta. Rajawali Pers
0 komentar :
Posting Komentar