BAB I
PENDAHULUAN
A.
PENGANTAR
Seorang awam yang untuk pertama kali mempelajari Sosiologi
sesungguhnya secara tidak sadar telah mengetahui sedikit tentang sosiologi.
Selama hidupnya dia telah menjadi anggota masyarakat dan sudah mempunyai
pengalaman – pengalaman dalam hubungan sosial dan hubungan antar manusia. Sejak
lahir didunia, dia sudah berhubungan dengan orang tuanya, misalnya dan semakin
meningkat usianya, bertambah luas pulalah pergaulannya dengan manusia lain
didalam masyarakat. Dia juga menyadari bahwa kebudayaan dan peradaban dewasa
ini merupakan hasil perkembangan masa – masa yang silam. Secara sepintas lalu
dia pun mengetahui bahwa di dalam pelbagai hal dia mempunyai persamaan –
persamaan dengan orang – orang lain, sedangkan dalam hal lain dia mempunyai
sifat – sifat yang khas berlaku bagi diri sendiri sehingga berbeda dengan orang
lain. Semuanya merupakan pengetahuan yang bersifat sosiologis oleh karena itu
sertanya dia di dalam hubungan – hubngan sosial, dalam membentuk kebudayaan
masyarakatnya dan kesadaran akan adanya persamaan dan perbedaan dengan orang –
orang lain, semua itu memberikan gambaran tentang obyek yang dipelajarinya yaiu
sosiologi.
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang
masih muda, walau telah mengalami perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia
mengenali kebudayaan dan peradaban, masyarakat manusia sebagai proses pergaulan
hidup telah menarik perhatian.
B.
ILMU
PENGETAHUAN DAN SOSIOLOGI
Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dengan pengguanaan kekuatan pemikiran, pengetahuan mana selalu dapat
diperiksa dan ditelaah dengan kritis. Tujuan ilmu pengetahuan adalah lebih
mengetahui dan mendalami segala segi kehidupan.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni dan bukan merupakan
ilmu pengetahuan terapan atau terpakai. Perlu dicatat bahwa dari sudut
penerapannya, ilmu pengetahuan dipecah menjadi dua bagian yaitu ilmu
pengetahuan murni adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk untuk membentuk
dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak hanya untuk mempertinggi
mutunya, tanpa menggunakannya dalam masyarakat. Ilmu pengetahuan t6erapan
adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk memprgunakan dan menerapkan ilmu
pengetahuan tersebut dalam masyarakat dengan maksud membantu kehidupan
masyarakat. Tujuan dari sosiologi adalah un tuk mendapatkan pengetahuan yang
sedalam – dalamnya tentang masyarakat., dan bukan untuk mempergunakan
pengetahuan tersebut terhadap masyarakat.
C.
GAMBARAN
RINGKAS TENTANG SEJARA TEORI – TEORI SOSIOLOGI
Suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua fakta
atatau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara – cara tertentu. Fakta tesebut
merupakan sesuatu yang dapat diamati dan pada umumnya dapat diuji secara
empiris. Oleh sebab itu dalam bentuknya, yang paling sederhana suatu teori
merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih, yang telah diuji
kebenarannya.
Beberapa teori sosiologi yang menonjol yang pada umumnya berasal
dari cendikiawan Barat, salah satunya adlah Comte penilaiannya terhadap
sosiologi yang merupakan ilmu pengetahuan paling kompleks, dan merupakan suatu
ilmu pengetahuan yang akan berkembang dengan pesat sekali. Sosiologi merupakan
study positif tentang hukum – hukum dasar dari gejala sosial. Comte kemudian
membedakan antara sosiologi statis dengan sosiologi dinamis.
D.
METODE –
METODE DALAM SOSIOLOGI
Dalam hal ini sosiologi memiliki cara kerja atau metode yang
digunakan oleh ilmu – ilmu pengetahuan , yakni metode kualitatif dan metode
kuantitatif. Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur
dengan angka – angka atau dengan ukuran – ukuran lain yang bersifat eksak,
walaupun bahan = bahan tersebut terdapat dengan nyata di dalam masyarakat.
Sedangkan metode kuantitatif mengutamakan bahan – bahan keteragan dengan angka
= angka, sehingga gejala – gejala yang diteliti dapat diukur dengan
mempergunakan skala – skala, indeks, tabel, dan formula – formula yang semuanya
itu sedikit banyaknya mempergunakan ilmu pasti atau matematika.
Metode – metode tersebut diatas bersifat saling melengkapi dan para
ahli sosiologi seringkali menggunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki
obyeknya. Kecuali metode – metode tersebut , masing – masing ilmu pengetahuan
dan juga sosiologi mempunyai perlengkapan alat – alatnya sendiri yaitu alat –
alat yang disebut konsep untuk menganalisis masalah – masalah yang terdapat dalam
lapangan khususnya untuk sosiologi yaitu masyarakat.
BAB II
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
Pengetahuan tentang proses - proses sosial memungkinkan seseorang
untuk memperoleh pengertian mengenai segi yang dinamis darimasyarakat atau
gerak masyarakat. Dahulu banyak sarjana sosiologi yang menyamakan perubahan
sosial dengan proses sosial, karena ingin melepaskan diri dari titik berat
pandangan para sarjana sosiologi klasik yang lebih menitikberatkan pada
struktur daripada masyarakat.
Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh
karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Bertemunya orang perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan
pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial.
Interaksi sosial antara kelompok – kelompok manusia terjadi antara
kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi
anggota – anggotanya. Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana
seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan
memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati
adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
Inilah perbedaan utamanya dengan identifikasi yang didorong oleh keinginan
untuk belajar dari pihak lain yang dianggap kedudukannya lebih tinggi dan harus
dihormati karena mempunyai kelebihan – kelebihan atau kemampuan – kemampuan
tertentu yang patut dicontoh. Proses simpati akan dapat berkembang di dalam
suatu keadaan di mana faktor saling mengerti terjamin. Adapun bentuk – bentu
dal interaksi sosial di antaranya, dapat berupa kerja sama, persaingan dan
bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian. Proses interaksi yang
pokok adalah :
1.
Proses –
proses yang Asosiatif
a.
Kerja sama
Bentuk dan pola – pola kerja sama dapat dijumpai pada semua
kelompok manusia. kebiasaan – kebiasaan dan sikap – sikap demekian dimulai
sejak masa kanak – kanak di dalam kehidupan keluaraga atau kelompok – kelompok kekerabatan.
b.
Akomodasi
Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu untuk menunjuk
pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya
suatu kesimbangan dalam interaksi antara orang – perorangan atau kelompok -
kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma – norma sosial dan nilai – nilai
sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Bentuk – bentuk akomodasi, coercion,
compromise, arbitration, mediation, conciliation, toleration, stalemate, dan
adjudication.
BAB III
KELOMPOK – KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT
Manusia pada umumnya
dilahirkan seorang diri, akan tetapi dia adalah mahluk yang mempunyai naluri
untuk hidup dengan manusia – manusia lain, naluri ini dinamakan gregariousness. Kelompok social atau “
social group ” adalah himpunan atau kesatuan – kesatuan manusia yang hidup
bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan tersebut antara
lain menyngkut hubungan timbale balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu
kesadaran untuk saling menolong.
1.
Beberapa persyaratan kelompok social adalah :
·
Setiap kelompok ersebut harus sadar bahwa dia
merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
·
Ada hubungan timbale balik antara anggota yang satu
dengan anggota yang lainnya.
·
Terdapat suatu factor yang dimiliki bersama oleh
anggota – anggota kelompok itu, sehingg hubungan antar mereka bertambah erat.
Factor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang
sama, ideologi politik yang sama dll.
·
Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola prilaku.
Tipe – tipe kelompok
social dapat diklasifikasikan dari bebrapa sudut atau dasar pelbagai criteria /
ukuran :
·
Besar kecilnya jumlah anggota
·
Derajat interaksi social
·
Kepentingan dan wilayah
·
Berlangsung suatu kepentingan
·
Derajat organisasi
·
Kesadaran akan jenis yang sama, hubungan social dan
tujuan.
Kelompok primer ( primary group ) atau face to face merupakan kelompok sosial
yag paling sederhana, dimana anggotanya – anggotanya saling mengenal, dimana
ada kerja sama yang erat. Kelompok sekunder ( secondary group ) adalah kelompok – kelompok yang terdiri dari
banyak orang, antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan
secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng.
Formal
Group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan segaja diciptakan
oleh anggotanya – anggotanya untuk mengatur huungan antar sesamanya.
Informal Group tidak mempunyai stuktur dan organisasi tertentu atau yang pasti.
Kelompok – kelompok tersebut biasanya erbenuk karena pertemuan – pertemuan yang
berulang kali, yang menjadi dasar bertemunya kepentingan – kepentingan dan
pengalaman – pengalaman yang sama.
Membership Group merupakan suatu kelompok diman setiap orang secara fisik menjadi anggota
kelompok tersebut.
Reference Group ialah kelompok – kelompok sosial yang menjadi acuan bagi sesorang (
bukan anggota kelompok tersebut ) untuk membentuk pribadi dan prilakunya.
Kelompok – kelompok sosial yang tidak teratur
:
a.
Kerumunan ( crowd
) adalah individu – individu yang berkumpul secara kebetulan disuatu tempat
dan juga pada waktu yang bersamaan.
b.
Bentuk – bentuk kerumunan :
1.
Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
:
·
Khalayak penonton atau pendengar yang formal ( formal audiences ).
·
Kelompok ekspresif yang telah direncanakan ( planned expressive group ).
2.
Kerumunan yang bersifat sementara ( Casual crowds )
·
Kumpulan yang kurang menyenangkan
·
Kerumunan orang – orang yag sedang dalam keadaan
panic
·
Kerumunan penonton
3.
Kerumunan yang berlawanan dengan norma – norma
hukum.
·
Kerumunan yang bertindak emosional
·
Kerumunan yang bersifat immoral
Istilah masyarakat setempat ( Community ) menujuk pada bagian
masyarakat yang bertempat tinggal disuatu wilayah dalam arti geografis dengan
batas – batas tertentu, dimana factor utama yang menjadi dasarnya adalah
interaksi yang lebih besar di antara anggota, dibandingkan dengan interaksi
dengan penduduk diluar batas wilayahnya. Dalam mengaplikasikan masyarakat –
masyarakat setempat, dapat dipergunakan empat kriteria yang saling berpaut :
1.
Jumlah penduduk
2.
Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah
pedalaman
3.
Fungsi – fungsi khusus dari masyarakat setempat
terhadap seluruh masyarakat.
Urbanisasi adalah suatu
proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa
urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Sebab – sebab urbanisasi dapat ditinjau dari dua
sudut, yaitu :
·
Factor yang mendorong penduduk desa untuk
meninggalkan tempat / daerah kediamanya.
·
Factor kota yang menarik penduduk desa untuk pindah
dan menetap di kota – kota.
Small
Group adalah suatu kelompok yang secara teoritis terdiri paling sdikit dari
dua orang, dimana orang – orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan –
tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan itu sediri, penting baginya.
Dinamika kelompok – kelompok sosial perlu
dipelajari, untuk mengetahui realitas kehidupan kelompok – kelompok sosial itu
sendiri.
BAB IV
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
Masalah
kebudayaan juga diperhatikan dalam sosiologi, karena kebudayaan dan masyarakat
manusia merupakan dwitunggal yang tidak terpisahkan. Istilah kebudayaan berasal
dari kata Sansekerta buddhayah ,
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang
berarti budi tau akal. Culture berasal
dari kata latin colore yang berarti
mengalah atau mengerjakan.
Kebudayaan
adalah semua hasil dari karya, rasa dan cita – cita masyarakat. Banyak pendapat
para sarjana tentang unsure – unsure kebudayaan. Oleh C Kluckhohn dianalisis
dengan menunjuk pada inti pendapat – pendapat sarjana, tetsebut, yang
menyimpulkan adanya tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural – universal, yaitu :
a.
Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
b.
Mata pencaharian hidup dan sistem – sistem ekonomi
c.
Sistem kemasyarakatan
d.
Bahasa
e.
Kesenian
f.
Sistem pegetahuan
g.
Religi
Kebudayaan berguna bagi
manusia yaitu untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan antar
manusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia. Setiap kebudayaan
mempunyai sifat – sifat hakikat sebagai berikut :
a.
Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari prilaku
manusia
b.
Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului
lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia
generasi yang brsangkutan
c.
Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan
dalam tingkah lakunya
d.
Kebudayaan mencakup aturan – aturan yang berisikan
kewajiban, tindakan – tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan – tindakan
yang dilarang dan tindakan – tindakan yang diijinkan.
BAB V
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
( LEMBAGA SOSIAL )
Lembaga kemasyarakatan
adalah himpunan norma – norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Wujud yang konkrit lembaga
kemasyarakatan ialah asosiasi .
Lembaga kemasyarakatan pada dasarnya memunyai beberapa fungsi . yaitu :
a.
Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat,
bagaimana mereka harus brtingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah
– masalah dalam masyarakat, yang terutama menyangkut kebutuhan pokoknya.
b.
Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
c.
Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk
mengadakan sistem pengendalian sosial, artinya sistem pengawasan dari
masyarakat terhadap tingkah laku anggota
anggotanya.
Menurut Gillin, lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa ciri umum,
yaitu :
a.
Suatu lembaga kemasyrakatan adalah suatu organisasi
pola – pola pemikiran dan pola – pola prilaku yang terwujud melalui aktifitas –
aktifitas kemasyarakatan dan hasil – hasilnya
b.
Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri
semua lembaga kemasyarakatan
c.
Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa
tujuan tertentu
d.
Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat – alat
perlengkapan yang di pergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
e.
Lambang biasanya juga merupakan ciri khas lembaga
kemasyarakatan
f.
Suatu lembaga kemasyarakatan mmpunyai suatu tradisi
terulis atau tak tertulis
BAB VI
LAPISAN MASYARAKAT
( STRATIFIKASI SOSIAL )
Adanya
sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses
pertumbuhan masyarakat itu tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk
mengejar suatu tujuan bersama. Perbedaan
atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian dari
sistem sosial stiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya prose lapisan dalam
masyarakat, pokok – pokoknya adalah :
ü Sistem
lapisan berpokok kepada sistem pertentangan dalam masyarakat. Sistem demekian
hanya mempunyai arti khusus bagi masyarakat – masyarakat tertentu yang menjadi
obyek penelitian
ü Sistem
lapisan dapat dianalisis dalam arti – arti sebagai berikut :
a.
Distribusi hak – hak istimewa yang obyektif seperti
misalnya penghasilan, kekayaan, dan keselamatan
b.
Sistem pertanggaan yang diciptakan oleh para warga
masyarakat
c.
Kriteria sistem pertanggaan dapat berdasarkan
kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau
kekuasaan
d.
Lambang – lambing kedudukan, seperti tingkah laku
hidup, cara brpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi
Sifat sistem lapisan
masyarakat dapat tertutup dan dapat pula terbuka. Yang bersifat tertutup tidak
memungkinkan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yag lain, baik
gerak pindahnya itu ke atas atau ke bawah. Sebaliknya di dalam sistem terbuka,
setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan
sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh
dari lapisan yang atas ke lapisan yang bawahnya.
BAB VII
KEKUASAAN,
WEWENANG DAN KEPEMIMPINAN
Kekuasaan
mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta – juta manusia. Karena
itu, soal kekuasaan amat menarik perhatian para ahli ilmu pengetahuan
kemasyarakatan khususnya. Sesuai dengan sifatnya sebagai ilmu pengetahuan,
sosologi memandang kekuasaan sebagai suatu yang baik atau sesuatu yang buruk.
Akan tetai sosiologi mengakui kekuasaan sebagai unsure yang sangat penting
dalam kehidupan suatu masyarakat.
Kekuasaan
senantiasa ada di dalam setiap masyarakat, baik yang masih bersahaja, maupun
yang sudah besar dan rumit susunannya. Adanya kekuasaan tergantung dari
hubungan antara yang berkuasa dan ya g di kuasai, atau dengan perkataan lain,
anrata pihak yang memiliki kemampuan untuk melancarkan pengaruh dan pihak lan
yang menerima pengaruh itu, dengan rela atau karena terpaksa. Apabila kekuasaan
dijelmakan pada diri seseorang, maka seseorang itu di namakan pemimpin, dan
mereka yang menerima pengaruhnya adalah pengikut – pengikutnya. Bedanya antara
kekuasaan dan wewenag ialah bahwa setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak
lain dapat dinamakan kekuasaa, sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang pada
seeseorang atau sekolompok orang, yang mendapat pegakuan masyarakat.
Unsur – unsur pokok kekuasaan yakni :
a.
Rasa takut
b.
Rasa cinta
c.
Kepercayaan
d.
Pemujaan
Menurut Robert M. Maclver, dalam masyarakat
terdapat tiga tipe umum piramida kekuasaan yng merupakan pola umum, yakni :
a.
Tipe kasta
b.
Tipe oligarkis
c.
Tipe demoktratis
Kepemimpinan adalah
kemampuan sesorang untuk mempengaruhi orang lain, sehingga orang lain
tersenbut. Kadangkala dibedakan antar kepemimpinan sebagai kedudukan dan
kepemimpinan sebagai suatu proses sosial. Sebagai kedudukan, kepemimpinan
merupakan suatu kompleks dari hak – hak dan kwajiban – kewajiban yang dapat
dimiiki oleh seseorang atau sesuatu badan, yang menyebabkan gerak dari warga
masyarakat.
Menurut mitologi
Indonesia, kepemimpinan yang baik tersimpul dalam Asia Brata yang pada pokoknya
menggambarkan sifat – sifat dan kepribadian dari delapan Dewa.
Secara sosiologis,
seseorang pemimpin harus mempunyai sandaran kemasyarakatan atau sosial basis yang mencakup susunan
masyarakat serta cultural focus masyarakat
yang bersangkutan.
Tugas kepemimpinan
memberikan kerangka pokok kekuasaan dan wewenag, mengawasi dn menyalurkan
prilaku kelompok. Cara – caranya adalah : otoriter, demoktratis, dan liberal.
BAB VIII
PERUBAHAN
SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
Setiap manusia selama
hidupnya, pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi masyarakat yang
bersangkutan maupun bagoi orang luar yang menelaahnya, dapat berupa perubahan –
perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan –
perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan
– perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yang berjalan cepat.
Perubahan sosial adalah
segala perubahan pada lembaga – lembaga kemasyarakatan didalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai –
nilai, sikap – sikap dan pola – pola prilaku di antara kelompok – kelompok
dalam masyarakat.
Bentuk – bentuk perubahan
antara lain :
1.
Perubahan lambat dan perubahan cepat
2.
Perubahan kecil dan perubahan besar
3.
Perubahan yang dikehendaki atau perubahan yang
direncanakan dan perubahan yang tidak dikehendaki atau perubahan yang tidak
direncanakan.
Faktor – faktor yang
menyebabkan perubahan sosial dan kebudayaan adalah :
a.
Sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri :
i.
Bertambah atau berkurangnya penduduk
ii.
Penemuan – penemuan baru
iii.
Pertentangan – pertentangan dalam masyarakat
iv.
Terjadinya pemberontakan atau revolusi di dalam
tubuh masyarakat itu sendiri
b.
Sebab – sebab yang berasal dari luar masyarakat :
i.
Sebab – sebab yang berasal dari lingkungan fisik
yang ada disekitar manusia
ii.
Peperangan dengan Negara lain
iii.
Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
BAB IX
MASALAH SOSIAL DAN MANFAAT SOSIOLOGI
Tidak
semuanya di dalam kehidupan masyaraat berlangsung secara normal, artinya
sebagaimana dikehendaki oleh masyarakat yag bersangkutan. Gejala – gejala
abnormal atau gejala – gejala patologis hal itu disebabkan karena unsure –
unsure masyarakat tertentu tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya,
sehingga menyebabkan kekecewaan – kekecewaan dan bahkan penderitaan bagi para
warga masyarakat.
Masalah
sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur – unsur dalam kebudayaan atau
masyarakat yang membahayakannya hidupnya kelompok sosial. Atau, menghambat
terpenuhinya keinginan –keinginan pokok warga kelompok sosial, sehingga
menyeabkan rusaknya ikatan sosial.
Beberapa
masalah sosial antara lain :
a.
Kemiskinan, sebagai suatu keadaan dimana seseorang
tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan ukuran kehidupan
kelompoknya, dan tidak juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut.
b.
Kejahatan
c.
Disorganisasi keluarga, yaitu perpecahan dalam
keluarga sebagai unit, oleh karena anggota – anggota keluarga tersebut gagal
memenuhi kewajiban – kewajibannya yang sesuai dengan peranan sosialnya.
d.
Masalah generasi muda
e.
Peperangan
f.
Pelanggaran terhadap norma – norma masyarakat
g.
Masalah kependudukan
h.
Masalah lingkungan
i.
Birokrasi
0 komentar :
Posting Komentar